KASUS ANTISOSIAL dan ANALISA BERDASARKAN TEORI PSIKOLOGI

Gangguan Kepribadian Antisosial pada Seorang Siswa SMA
Hasil analisisa kasus berdasarkan beberapa Teori Kepribadian

Makalah
Diajukan Guna Memenuhi Tugas
Matakuliah Psikologi Kepribadian


Diajukan oleh :
Ribka Charina Dawenan
I1C110222


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT UNLAM
BANJARBARU
2010 - 2011

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KASUS
Seorang ibu mengeluh tentang putera remajanya ( R ) yang duduk di kelas 2 SMA. Menurut ibunya, R tidak bertanggung jawab karena tidak mau tahu apa yang terjadi di luar kamar nya yang terletak di lantai dua. Tiap pulang sekolah R masuk kamar dan keluar kamar hanya untuk makan atau keperluan pribadinya. Ia tidak mau mengantar adiknya ke dokter bahkan sampai adik nya sakit parah. R juga tidak peduli apakah ada tamu atau keluarga yang datang berkunjung.
Pengakuan serupa pun di akui oleh gurunya di sekolah, R termasuk anak yang kurang suka bergaul dan ketika ada seseorang teman yang mengusik dia, R akan mudah sekali marah dan bersifat agresif seperti ditunjukkan oleh seringnya berkelahi atau melakukan penyerangan bahkan setelah melakukan penyerangan itu R tidak pernah menyesal dan bersikap tidak peduli terhadap temannya itu. R juga sering membolos dan kabur dari sekolah dan sering tidak mematuhi perintah dari guru atau peraturan yang berlaku di sekolah.
R juga termasuk orang yang tidak pernah mau patuh akan norma sosial atau peraturan peraturan hukum. R sering mencuri apa yang di miliki teman bahkan keluarganya sendiri, dia juga sering berbohong dan ketika ditanyakan mengenai kebohongannya itu R akan menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dia buat.

 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SEKILAS MENGENAI GANGGUAN KEPRIBADIAN ANTI SOSIAL
Orang dengan gangguan kepribadian antisosial (antisocial personality disorder) secara persisten melakukan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain dan sering melanggar hukum. Mereka mengabaikan norma dan konvensi sosial, impulsif, serta gagal dalam membina hubungan interpersonal dan pekerjaan. Meski demikian mereka sering menunujukkan kharisma dalam penampilan luar mereka dan paling tidak memiliki intelegensi rata-rata (Cleckley, 1976).
Ciri yang paling menonjol dari mereka adalah tingkat kecemasan yang rendah ketika berhadapan dengan situasi yang mengancam dan kurangnya rasa bersalah dan menyesal atas kesalahan yang telah mereka lakukan. Hukuman biasanya hanya member sedikit dampak, bila ada, dalam perilaku mereka. Meski orang tua atau orang lain menghukum mereka untuk kesalahan yang mereka lakukan, mereka tetap menjalani kehidupan yang tidak bertanggung jawab dan impulsive. Laki-laki cenderung menerima diagnosis kepribadian antisosial daripada perempuan (Robins, Locke, & Reiger, 1991). Tingkat pravelensi untuk dalam sampel komunitas berkisar antara 3% sampai 6% pada laki-laki dan sekitar 1% untuk perempuan. Untuk mendiagnosis perilaku antisosial orang itu paling tidak harus berumur 18 tahun.
Penggunaan istilah psikopat dan sosiopat yang sering kita dengar digunakan untuk menunjukkan tipe orang yang kini termasuk dalam kepribadian antisosial. Sejumlah klinisi terus menggunakan istilah ini bergantiandengan kepribadian antisosial. Akar dari kata psikopat berfokus pada gagasan bahwa ada sesuatu yang tidak benar (patologis) pada fungsi psikologis individu. Sedangkan akar dari kata sosiopati berpusat pada deviasi (penyimpangan) sosial orang tersebut.
Kita sering cenderung berpikir bahwa perilaku antisosial sinonim dengan perilaku kriminal. Meski ada hubungan kuat antara keduanya, tidak semua kriminalis menunjukkan tanda-tanda psikopati dan tidak semua orang dengan kepribadian psikopati menjadi kriminalis (Lilienfeld & Andrews, 1996).
Ciri-ciri Diagnostik dari Gangguan Kepribadian Antisosial
a. Paling tidak berusia 18 tahun
b. Ada bukti gangguan perilaku sebelum usia 15 tahun, ditunjukkan dengan perilaku seperti membolos, kabur, memulai perkelahian fisik, menggunakan senjata, memaksa seseorang untuk melakukan aktivitas seksual, kekejaman fisik pada orang maupun binatang, merusak atau membakar bangunan secara sengaja, berbohong, mencuri, atau merampok
c. Sejak usia 15 tahun menunjukkan kepribadian yang kurang kepedulian yang kurang dan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain, yang ditunjukkan oleh perilaku sebagai berikut:
1. Kurang patuh terhadap norma sosial dan pereturan hukum, ditunjukkan dengan perilaku melanggar hukum yang dapat maupun tidak dapat mengakibatkan penahanan, seperti merusak bangunan, terlibat dalam pekerjaan yang bertentangan dengan hokum, mencuri, atau menganiaya orang lain.
2. Agresif dan sangat mudah tersinggung saat berhubungan dengan orang lain, ditunjukkan dengan terlibat dalam perkelahian fisik dan menyerang orang lain secara berulang, mungkin penganiayaan terhadap pasangan atau anak-anak.
3. Secara konsisten tidak bertanggung jawab, ditunjukkan dengan kegagalan mempertahankan pekerjaan karena ketidakhadiran berulang kali, keterlambatan, mengabaikan kesempatan kerja atau memperpanjang periode pengangguran meski ada kesempatan kerja; dan/atau kegagalan untuk mematuhi tanggung jawab keuangan seperti gagal membiayai anak atau membayar hutang; dan/atau kurang dapat membina hubungan monogami.
4. Gagal membuat perencanaan masa depan atau impulsivitas, seperti ditunjukkan oleh perilaku berjalan-jalan tanpa pekerjaan tanpa tujuan yang jelas.
5. Tidak menghormati kebenaran, ditunjukkan dengan berulang kali berbohong, memperdaya, atau menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan pribadi atau kesenangan.
6. Tidak menghargai keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain, ditunjukkan dengan berkendara sambil mabuk atau berulang kali ngebut.
7. Kurang penyesalan atas kesalahan yang dibuat, ditunjukkan dengan ketidakpedulian akan kesulitan yang ditimbulkan pada orang lain, dan/atau membuat alas an untuk alasan tersebut.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 
ANALISIS KASUS
            Teori kepribadian menjelaskan bagaimana terjadinya gangguan itu, apakah makna dari penyimpangan atau gangguan itu,dan bagaimana mengubahnya.
            Pendekatan yang dianut mempengaruhi bagaimana psikolog mengadakan pemeriksaan ( dengan interviu, observasi dan tes) terhadap seseorang yang mengalami gangguan penyesuaian diri / gangguan jiwa, ,membuat diagnosis atau gambaran kepribadian dari orang yang diperiksanya dan selanjutnya merencanakan treatment-nya. Berikut akan dijelaskan analisa dari kasus di atas melalui beberapa teori dan pendekatan untuk memahami dan menyelesaikan kasus tersebut.
PENDEKATAN PSIKOANALISIS / PSIKODINAMIS
            Pendekatan psikoanalisis atau psikodinamik menganggap bahwa tingkah laku abnormal disebabkan oleh faktor-faktor intrapsikis ( konflik tak sadar, represi,mekanisme defensif), yang menganggu penyesuaian diri.
Perilaku R yang tak acuh,menyendiri, tak bertanggung jawab, dapat dilihat dengan beberapa cara. Dalam pendekatan psikodinamik perilaku tersebut diinterpretasi sebagai defense menghindar yaitu Bila individu merasa diliputi oleh stres yang lama, kuat dan terus menerus, individu cenderung untuk mencoba mengelak. Bisa saja secara fisik mereka mengelak atau mereka akan menggunakan metode yang tidak langsung. Hal ini juga ditunjukkan “R” dengan jasrang bersosialisasi dan menyendiri. Salah satu kemungkinan latar belakangnya adalah konflik intrapsikis yang direpresi.
Untuk kasus R, dapat digali pengalaman-pengalaman apa yang pernah terjadi dan memungkinkan ia mengalami konflik tak sadar dan menyebabkan ia berperilaku demikian.





PENDEKATAN HUMANISTIK

            Manusia adalah makhluk yang kreatif, yang dikendalikan bukan oleh kekuatan ketidaksadaran, melainkan oleh nilai-nilai  dan pilihan-pilihannya sendiri. Salah seorang tokoh dalam pendekatan ini adalah Abraham Maslow.
            Seperti yang kita ketahui Maslow memperkenalkan teori hierarchy of needs antara lain kebutuhan fisiologis,kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa cinta, kebutuhan akan penghargaan,dan kebutuhan untuk aktualisasi diri. Apabila kebutuhan yang satu telah terpenuhi maka kebutuhan lain yang lebih tinggi menuntut untuk dipenuhi, demikian seterusnya.
            Bila kasus R, remaja yang tak acuh, ditinjau dari sudut pandang humanistik, maka penyesuaian R yang kurang baik dirumah dapat di interpretasikan sebagai kemungkinan manifestasi dari kebutuhan untuk penghargaan dan kebutuhan akan rasa cinta dari keluarga yang barangkali kurang terpenuhi.Kurang nya kesempatan bagi R untuk mengaktualisasikan diri juga merupakan salah satu kemungkinan penyebab perilaku R bila di pandang dari tinjauan ini.

ASPEK PERKEMBANGAN

Namun jika dilihat dari tugas perkembangan masa remaja. Perilaku R gagal atau kurang berhasil dalam penyesuaian sosial. Yang terpenting dan tersulit adalah penyusunan diri dengan meningkatnya pengaruh teman sebaya,perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial yang baru,sedangkan R dalam kasus ini tidak bisa bersosialisasi dengan baik kepada teman-temannya karena tidak bisa mengontrol emosi nya yang seharusnya tidak meledakkan emosinya kepada orang lain namun menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara yang dapat diterima ( elizabeth Hurlock)
Pengobatan Gangguan Kepribadian Antisosial
Sekitar 25% seluruh penderita Gangguan Kepribadian Antisosial mendapat pengobatan, tetapi tidak ada yang efektif. Problem utama dari pengobatan adalah bahwa pasien tidak merasa bersalah dan tidak ada keinginan untuk berubah.
Beberapa terapi perilaku mencoba untuk mengarahkan penderita dengan mengandalkan pada isu moral dalam pengobatan, dan dicoba untuk membuat komunikasi terapoitik, tetapi hingga saat ini tidak ada atau sedikit hasilnya
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
RESENSI
  1. Markam, Suprapti S. 2007. Pengantar Psikologi Klinis, Jakarta : Universitas Indonesia Press.
  2. Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta : Andi.
  3. Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan “ Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan”, Jakarta : Erlangga
  4. teori antisosial
  5. pengobatan antisosial 


1 komentar: